PERATURAN PRAKTIS
- Bantulah murid memperoleh pemahaman yang jelas mengenai tugas yang harus dikerjakan.
- Beritahukan dia bahwa kata-kata dalam pelajaran telah dipilih secara teliti, bahwa kata-kata itu mengandung makna khusus yang penting untuk dicari tahu artinya.
- Perlihatkan kepadanya bahwa biasanya ada lebih banyak hal yang tersirat daripada yang dikatakan langsung.
- Mintalah ia menerangkan dengan kata-katanya sendiri tentang arti pelajaran itu menurut pemahamannya. Dengan demikian, anak harus tekun sehingga ia menangkap seluruh maksud pelajaran.
- Biarlah murid itu senantiasa ditanya "mengapa?", sampai ia menyadari bahwa ia diharapkan untuk memberikan alasan yang tepat sesuai pendapatnya. Tetapi hendaknya anak itu juga mengerti dengan jelas bahwa alasan-alasan itu harus sesuai dengan bahan yang sedang dipelajari.
- Berusahalah untuk menjadikan murid itu seorang "penyelidik yang bebas" -- seorang yang mempelajari masalah kehidupan dan mencari kebenaran. Kembangkanlah kebiasaan dalam dirinya untuk suka menyelidik lebih mendalam.
- Bantulah ia untuk menguji pengertian-pengertiannya guna mengetahui apakah pengertiannya itu sudah persis dengan apa yang diajarkan menurut kemampuannya.
- Berusahalah senantiasa mengembangkan sikap murid agar ia dapat menghormati kebenaran sebagai sesuatu yang mulia dan abadi.
- Didiklah murid-murid untuk membenci kepalsuan, perselisihan kata, dan senantiasa menjauhinya dengan cara mengucapkan kebenaran dan kata-kata yang menimbulkan perasaan positif dalam diri mereka.
- Murid ditinggalkan dengan pengertian yang kurang lengkap dan kabur karena gagal memikirkan pelajaran itu hingga jelas. Keinginan guru untuk melanjutkan pelajaran menghalangi waktu untuk berpikir.
- Guru telah memaksakan untuk memakai "bahasa buku" sehingga murid tidak lagi merasa terdorong untuk menguraikannya dengan kata-kata sendiri. Ia mendapat kesan seolah-olah yang penting hanyalah kata-katanya, bukan pengertiannya.
- Kelalaian guru untuk menyuruh murid berpikir sendiri merupakan suatu kesalahan yang paling sering dilakukan dalam ruang kelas.
- Seringkali guru tidak meminta murid-muridnya untuk memberi alasan bagi pernyataan-pernyataan dalam pelajaran sehingga murid-murid itu tidak terbiasa untuk memberikannya. Murid itu percaya saja pada apa yang dikatakan karena ada di dalam buku.
- Penerapan praktis pelajaran itu selalu diabaikan. Murid itu tidak menyadari tentang manfaat pelajaran.
Tujuh Hukum Mengajar, John Milton Gregory, , BabHukum yang Bersangkutan dengan Proses Belajar, halaman 142 - 146, Yayasan Penerbit Gandum Mas, Malang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar