01 September 2008

Misteri di balik lagu "GeBy - Tinggal Kenangan"

Pernah ada rasa cinta antara kita
kini tinggal kenangan
ingin kulupakan semua tentang dirimu
namun tak lagi kan seperti dirimu

oh bintangku
jauh kau pergi meninggalkan diriku
disini aku merindukan dirimu
kini kucoba mencari penggantimu
namun tak lagi kan seperti dirimu

oh kekasih
jauh kau pergi meninggalkan diriku
disini aku merindukan dirimu
kini kucoba mencari penggantimu
namun tak lagi kan seperti dirimu

oh kekasih
pernah ada rasa cinta antara kita
kini tinggal kenangan
ingin kulupakan semua tentang dirimu
namun tak lagi kan seperti dirimu

oh bintangku
jauh kau pergi meninggalkan diriku
disini aku merindukan dirimu
kini kucoba mencari penggantimu
namun tak lagi kan seperti dirimu

oh kekasih


Terlepas dari banyaknya versi cerita tentang Gaby, yang hanya sebatas ‘katanya’, film ini akan memberi gambaran tentang kisah nyata dibalik lagu “Tinggal Kenangan”. Meski kebenarannya pun masih sangat diragukan.
All about Gaby:
Name : Gaby*) , Ega.
Occupation : Caramel Band’s Vocalist, Radit’s girlfriend.
Location : Bali*), Makassar, Madiun, Malang
The Story :
Gaby adalah seorang siswi sebuah SMA di Bali berumur 17 tahun. Dia punya cowok namanya Radit, seorang pembalap yang berdomisili di Malang. Keduanya saling kenal dari teman Gaby di band Caramel. Meski jarak memisahkan kisah cinta mereka, tetapi kesetiaan keduanya tak dapat dipungkiri. Radit juga sering berkunjung ke Bali hampir setiap bulan untuk dapat bertemu dengan Gaby.
Suatu hari, saat Gaby tengah mengikuti Ujian Akhir, Radit mengalami kecelakaan fatal dan akhirnya meninggal dunia. Tetapi Gaby belum tau tentang hal ini, karena keluarga dan teman-temannya sengaja tidak memberitahukan berita ini, karena takut akan mengganggu konsentrasinya.
Ujian Akhir telah selesai, beberapa hari lagi akan diadakan Pensi Perpisahan di sekolah Gaby. Dia pun diundang untuk membawakan lagu di acara tersebut. Tetapi, dia sangat shock, sedih, dan terpukul mendengar kabar bahwa Radit telah tiada. Apalagi ternyata sudah beberapa hari yang lalu kecelakaan itu terjadi. Keluarga dan teman-teman Gaby berusaha untuk memberinya semangat hidup, agar mengikhlaskan kepergian Radit.
Acara Pensi Perpisahan tinggal beberapa hari lagi. Gaby tidak ingin larut dalam kesedihan. Tapi hal ini justru semakin membuatnya selalu mengingat kekasihnya itu, hingga akhirnya dia berhasil menciptakan sebuah lagu dari hatinya, khusus untuk mengenang Radit.
Beberapa hari kemudian, acara Pensi pun dimulai. Tiba giliran Gaby untuk tampil. Semua penonton terpana mendengar intro lagu yang dibawakan Gaby, karena memang saat itulah kali pertama lagu tersebut dinyanyikan di depan umum. Baris demi baris dilantunkan dengan penuh penghayatan. Sangat terasa lagu ini memang berasal dari hati. Hingga lagu pun berakhir, Gaby turun dari panggung. Ia hampir tidak memperhatikan ucapan selamat dari teman-temannya ketika menuju ke toilet dengan terburu-buru. Beberapa saat kemudian terdengar jeritan dari teman Gaby……………

Jam 10.00 WIB. Tyo baru saja selesai membersihkan kamar tidurnya ketika mendengar sebuah topik menarik di Radio kesayangannya EBS FM. Terdengar suara penyiar yang kocak itu tengah asik membicarakan tentang lagu misterius itu. Jauh Kau Pergi…..Gaby.
Tyo : “Gaby…..? (mengerutkan keningnya). Ni cerita beneran ga sih? Apa cuma gossip ya..?Tau ah..”
Radio masih menyala saat kedua jarum jam di kamarnya berhimpit tepat pada angka 11, dan Tyo pun tertidur karena kelelahan.
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Lantunan instrument lagu Jauh Kau Pergi. Radit sedang menelpon Gaby dari Malang. Mereka mulai menjalin hubungan beberapa tahun yang lalu, meski terpaut jarak Bali dan Malang.
Radit : “Beibz,….kayaknya untuk beberapa hari ke depan aku ga nelpon kamu dulu ya.”
Gaby : “Kenapa sayang?Kita kan udah hampir sebulan ga ketemu. Lagian kamu ke sini juga masih bulan depan kan? Please….aku tu kangen sama kamu.”
Radit : “Iya aku tau. Tapi kan kamu musti konsen buat Ujian Akhir. Aku ga mau ntar ganggu belajar kamu. Ya..?”
Gaby : “Ga mau ah…pokoknya aku pengen denger suara kamu tiap hari, OK..”
Radit : “Beibz, percaya deh. Abis ujian aku bakal langsung nemuin kamu, Gimana…?”
Gaby : “Engga’. Pokoknya aku mau kamu hubungin aku terus.”
Radit : “Gaby sayang ga ma Radit?”
Gaby : “Ya sayang dong, Radit….”
Radit : “Nah, kalo gitu..Gaby musti konsen ke Ujian. Dan kita bakal ketemu lagi ntar abis Ujian selesai, OK?”
Gaby : “(menghela nafas)…Iya deh kalo gitu. Love u sayang…”
Radit : “Love u too beibz…”
Gabi berjalan di lorong kelasnya bersama Rani temannya. Mereka telah selesai mengikuti Ujian.
Gaby : “Huh….lega banget deh. Ga pusing-pusing lagi mikirin Ujian. Moga aja kita semua lulus.”
Rani : “Amiiinnn…..Eh iya, si Radit gimana kabarnya?”
Gaby : “Iya ni, 3 hari ga ditelpon serasa 3 tahun. Katanya sih dia mau ke sini abis ujian. Tapi kok ga ada kabar ya..”
Rani : “Ya udah, kamu telpon aja.”
Gaby : “Bener juga ya.” (Mengambil handphone dan mulai menelpon)
Gaby : “Yah…error gini sih…”
Rani : “Nomornya kali yang ga aktif”
Gaby : “Iya sih, tapi dia tu jarang banget kayak gini.” (Mencoba menghubungi nomor lain)
Dari seberang telpon terdengar suara seorang cewek.
Sheila : “Iya by, ada apa?”
Gaby : “La, Radit kemana sih? Kok nomornya ga aktif?”
Sheila : “Eh…ngg..” (terdengar suara telpon ditutup)
Gaby : “Halo…La……halo.., yah kok ditutup sih. Halo..”
(Terdengar dering handphone dari tas Gaby)
Sheila : “By, sorry tadi aku tutup..mmm, By, kita…eh..kamu ntar temuin aku ya..?”
Gaby : “Ada apa sih, La?”
Sheila : “Udah..pokoknya ntar kita ketemu di tempat biasa. Aku tunggu ntar siang.” (Telpon terputus..)
Gaby : “Loh…halo…!! Kenapa sih, kok dia aneh gitu, ya? Aku jadi berfirasat buruk tentang Radit.”
Rani : “Yah, mudah-mudahan semua baik-baik aja deh.”
Di sudut sebuah kafe sederhana,terlihat seorang wanita yang sedang menunggu. Suasana cerah siang itu sangat berbeda dengan raut wajahi Sheila yang terlihat agak pucat.
Gaby : “Hey…udah lama nunggu?”
Sheila : “Ngg….udah,eh..belum. Baru aja kok.”
Gaby : “La,…kamu ga apa-apa kan. Kok aneh gitu. Kayak orang bingung aja.”
Sheila : “Ga cuma bingung , By. Aku takut ngomongin ini ke kamu. Aku takut kamu ga siap dengerin ini.”
Gaby : “Apa ,La..Bikin penasaran aja. Ada apa ,La..?”
(Seorang waitres menghampiri mereka berdua)
Waitres : “Mau minum apa, Mbak..?”
Sheila : “Em..”
Gaby : (menyela dengan cepat) “Udah mas, ntar aja. Lagi mau ngomong serius ni. Ntar aja ya..”
(Waitres itu pun berlalu)
Gaby : “La, sebenarnya kamu ni ngomong apa sih?”
Sheila : “By, janji ya kamu siap nerima ini?”
Gaby : “Iya..iya. Ada apa? Ada hubungannya sama Radit ya?”
Sheila : “Iya By. Radit. Radit…..”
Gaby : “Radit kenapa, La?”
Sheila : “Radit meninggal 2 hari yang lalu karena kecelakaan..”
Dalam sekejap terlihat Gaby yang shock, hampir tidak bisa menguasai diri…
Gaby : (dengan nada agak tinggi)”Kamu tu…kamu tu jahat, La..Kenapa ga bilang dari kemaren..Kamu…”(terputus oleh isakan tangisnya)
Sheila : “By..aku dan temen-temen ga mau kamu keganggu dengan berita ini. By, please..tenangin diri kamu ya. Kita semua juga belum bisa ngelepasin kepergiannya.”
Gaby : “Kamu tau? Kemarin… kemarin dia janji sama aku, La. Dia janji bakal nemuain aku… Aku kangen sama dia, La.. Kamu tau ga..aku kangen banget sama dia, La..Kenapa dia harus pergi secepat ini, La…”
Sheila : “By….Radit pasti ga mau ngeliat kamu nangis kayak gini. Dia mau kamu tu jadi cewek yang tegar. Percaya deh, meski Radit udah ga ada, dia bakal selalu nemenin kamu. Ada di hati kamu, By..”
Gaby : “Sheila…..”(Mereka berpelukan, berusaha melepas segala kesedihan. Kesedihan yang sangat mengejutkan Gaby. Kesedihan yang mengubah hari-harinya menjadi murung. Seperti tak ada harapan hidup lagi.)
Jam telah menunjukkan pukul 22.00 WIB. Dibalik lampu belajarnya, Gaby terlihat tengah menulis sesuatu. Derai air mata terus mengalir sementara tangannya masih sibuk dengan pena dan kertas di hadapannya.
Gaby : “Radit…kekasihku….semua ini buat kamu, Sayang. Mungkin……mungkin lebih baik aku melepas semua kepedihan ini. Kamu tau?…..aku sangat merindukanmu…kenangan kita dulu. Saat kita tertawa….saat kita bersama…semua telah hilang….hanya tinggal kenangan. Radit…kekasihku…aku harap kamu tengah menanti kehadiranku di sana. Aku janji…..aku janji, Radit. Aku akan segera menemuimu.”
*pernah ada rasa cinta antara kita kini tinggal kenangan ingin ku lupakan semua tentang dirimu namun tak lagi kan seperti dirimu oh bintangku **jauh kau pergi meninggal kan diriku disini aku merindukan dirimu kini ku coba mencari penggantimu namun tak lagi kan seperti dirimu oh kekasih
(Suasana halaman sekolah Gaby sangat ramai. Hari ini Pentas Seni Perpisahan Kelas 3 sedang berlangsung. Tinggal 1 penampilan lagi dari band tamu, Gaby akan segera menuju panggung. Di belakang panggung, Rani sibuk menyiapkan semuanya. Dia membantu me-make up wajah Gaby yang terlihat sangat anggun hari itu. Lebih anggun dari biasanya. Paras tercantik yang pernah ia lihat.
Rani : “Gimana, By. Udah siap?”
Gaby: (Menatap kosong ke depan)
Rani : “By..kamu baik-baik aja kan? Gaby..”
Gaby: (Tepukan pada pundaknya membuat Gaby agak terkejut) “Eh…iya..iya. Kapan aku keluar?”
Rani : “Bentar lagi. Good luck ya, By..Udah nyiapin lagunya kan? Kemaren pas latihan keren banget lo.”
Gaby: “Tinggal Kenangan”
Rani : “Apanya? Maksud kamu apa?”
Gaby: “Itu lagu yang bakal aku nyanyiin. Lagu yang aku buat dari hati. Suara jiwa yang selalu mengusikku hingga saat ini. Semua ada di lau itu, Ran”
Rani : “Ohh..”
Gaby: “Ran, ….kamu tu sahabat terbaikku. Aku pesen ke kamu. Aku pengen tidur di deket Radit. Tolong sampaikan ini ke Mama Papa ya”
Rani : “Maksud kamu apa, By..?”
Gaby: “Udah, pokoknya jaga baik-baik pesenku itu.”
Rani : “Iya tapi maksudnya apa? Aku ga ngerti.”
(Tiba-tiba seseorang memanggil nama Gaby)
Raka : “Gaby… Giliran kamu ni..”
Gaby: “Ran, aku naik dulu ya. Thanks buat semuanya..”
(Mereka berdua berpelukan erat. Rani masih tak menyadari bahwa pelukan itu adalah yang terakhir dari sahabatnya, Gaby.
Rani : “Show your best, By..”
Gaby: “Ok…makasih”(Senyum manis mengembang di bibirnya)
Gaby memulai penampilannya dengan alunan gitar…menyentuh hati. Baris demi baris ia lantunkan. Hingga tepuk tangan dari penonton mengakhiri penampilan Gaby yang sangat anggun itu. Seketika ia berlari kecil menuju belakang panggung. Dia hampir tidak memperhatikan ucapan dari Rani.
Rani : “By…keren banget lagunya. Selamat ya. By..mau kemana, By..?”
Gaby: “Bentar, mau ke toilet.”
(Beberapa menit kemudian)
Raka : “Gaby mana, Ran?”
Rani : “Ga tau. Tadi dia bilang mau ke toilet. Tapi kok lama banget ya?”
Raka : “Ya udah kamu liat aja dulu, gih?
Toilet sangat sepi. Mungkin di situ hanya ada Rani, yang tiba-tiba menjerit….
Rani : “Aaaaawwhhhhhh…By…Toloooonngggggg…”
Ia tertunduk lesu sambil menangis, sementara tubuh Gaby masih tergantung seutas tali berwarna biru di atas langit-langit toilet. Rani baru menyadari ucapan sahabatnya sesaat sebelum naik panggung tadi. Dia masih lemas, hingga beberapa orang mengerumuni tempat itu.
Satu bulan kemudian.
Tyo masih mondar-mandir di depan perpustakaan sekolahnya. Menunggu teman yang tak kunjung datang. Pandangannya tertuju ke seorang gadis yang belum ia kenal. Duduk termenung di ujung tangga perpustakaan.
Tyo : “Hai…murid baru ya?”
Gadis : “Hai…”
Tyo : “Kok bengong aja. Lagi mikirin apa?”
Gadis : “Oh…enggak. Aku Cuma mikirin cowokku.”
Tyo : “Mm..kalo boleh tau, ada apa sama cowok kamu. Kok sampai bikin kamu bengong kayak gini?”
Gadis : “Dia….dia udah ga ada..”
Tyo : (cepat-cepat menyela)”Oh…maaf, aku seharusnya ga Tanya ini.”
Gadis : “Ga apa apa kok. Aku Cuma mikir, kenapa dia harus pergi secepat ini. Dia masih punya janji sama aku bakal nemuin aku. Tapi sebelum janjinya terpenuhi, dia udah pergi.”
Tyo : (masih diam)
Gadis : “Ah..udahlah. Semuanya udah berlalu. Tinggal kenangan ini yang ada.”
Tyo : “Aku turut berdukacita. Mungkin…. dia di alam sana bakal seneng kalo kamu ga terus-terusan sedih. Aku percaya, orang yang kita cintai suatu saat kita bisa ketemu lagi. Entah kapan dan dimana.(Menghela nafas panjang) Oh iya…kita belum kenalan. Aku Tyo. Nama kamu siapa?”
Gadis : (terdiam sejenak)
Tyo : “Haloww…kok diem aja. Nama kamu siapa?”
Gadis : (mengulurkan tangan) Aku Gaby…”
-----------------------------------------------------------------------------------------------
Adzan Dhuhur menggema. Tyo terlihat gelagapan karena mimpinya tadi. Radionya masih menyala, tapi sekarang hanya terdengar lagu slow yang sedang diputar. Ia cepat-cepat bangun dan bersiap menunaikan sholat Dhuhur.
Tyo : “Ya Allah..semoga Gaby dan Radit tenang di alam sana”

1 komentar: